Al-Khubawwiyi seorang ulama yang hidup pada abad ke 13 Hijrah menceritakan perihal nafsu. Ketika Allah berfirman kepada nafsu: “Wahai nafsu,mengadapalah kamu!” Nafsu tidak menjawab, sekadar mediamkan diri. Lalu Allah berfirman lagi: “Siapakah engkau dan siapakah Aku?” Lalu nafsu berkata: “Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau”
Allah s.w.t menyiksakannya di dalam neraka Jahim selama 100 tahun dan kemudian dikeluarkan. Allah berfirman lagi: “Siapa engkau dan siapakah Aku? Jawab nafsu, “Aku adalah aku,Engkau adalah Engkau”. Lalu, pada kali ini, Allah s.w.t menyiksa nafsu di dalam nereka Juu’(kelaparan) selama 100 tahun tanpa makan dan minum. Setelah dikeluarkan Allah s.w.t berfirman; “Siapakah engkau dan siapakah Aku?” Nafsu menjawab “ aku adalah hambaMu yang Engkau ciptakan dan Engkau tuhanku, yang Maha Agung, pemilik alam ini” Demikianlah nafsu yang sifatnya degil dapat ditundukkan apabila kelaparan, inilah kelemahan nafsu. Maka berpuasa adalah salah satu cara untuk menundukkan nafsu, jika nafsu dapat ditundukan,mudahlah untuk mengabdikan diri kepada Allah.
Allah s.w.t menyiksakannya di dalam neraka Jahim selama 100 tahun dan kemudian dikeluarkan. Allah berfirman lagi: “Siapa engkau dan siapakah Aku? Jawab nafsu, “Aku adalah aku,Engkau adalah Engkau”. Lalu, pada kali ini, Allah s.w.t menyiksa nafsu di dalam nereka Juu’(kelaparan) selama 100 tahun tanpa makan dan minum. Setelah dikeluarkan Allah s.w.t berfirman; “Siapakah engkau dan siapakah Aku?” Nafsu menjawab “ aku adalah hambaMu yang Engkau ciptakan dan Engkau tuhanku, yang Maha Agung, pemilik alam ini” Demikianlah nafsu yang sifatnya degil dapat ditundukkan apabila kelaparan, inilah kelemahan nafsu. Maka berpuasa adalah salah satu cara untuk menundukkan nafsu, jika nafsu dapat ditundukan,mudahlah untuk mengabdikan diri kepada Allah.
No comments:
Post a Comment